Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Berkah di Penghujung Tahun

Rezeki selalu datang dengan cara yang tak terduga. Di keadaan yang terombang ambing akibat ekonomi yang sedang kacau balau, dua garis merah di pagi hari pun muncul. Garis yang semakin membuat aku yakin kehadirannya nanti akan menjadi rezeki bagi keluarga kami. Sehat-sehat kita ya nak. Semoga keadaan kita semakin baik. Semoga Allah menitipkan rezeki yang luar biasa melalui kehadiranmu nanti di tengah keluarga kecil kita. Aamiin. Sampai ketemu Juli nanti ya :)

September Yang Tak Ceria

Hampir setahun aku meninggalkanmu di sana. Dengan harapan bahwa kamu akan jauh lebih matang. Juga lebih cepat menyelesaikan studimu. Tapi yang kulihat tak ada perubahan signifikan setelah aku pergi dan memantaumu dari kejauhan. Dan hari ini aku putuskan untuk bertanya hal yang lebih serius. Aku tak perduli jarak walau aku tahu kamu tidak suka membicarakan hal serius hanya melalui sambungan telepon. "Apa rencanamu untuk masa depan kita?" akhirnya pertanyaan ini kulontarkan setelah berbasa-basi panjang. Aku yang bertanya tetapi aku juga yang bolak balik menghela nafas. "Kita udah sepakat hanya akan menjalaninya aja seperti biasa" jawabmu di seberang sana. "Hanya seperti itu? Kamu nggak ingat umur kita udah berapa?" desakku Kamu menghela nafas panjang "Udah ya Ai, nggak usah dibahas. Kamu tahu sendiri kalau hal kayak gini kita bahas nggak ada habisnya?" Aku berpikir keras bagaimana caranya agar semua pe...

Box of Memories

Kemarin, seharian entah kenapa aku tiba-tiba memikirkanmu. Mencoba mengenang sesuatu yang jauh telah usang. Membiarkan slide-slide kenangan berhamburan di dalam kepala seharian. Bukan sedih yang kudapati. Tetapi percikan bahagia yang mengalirkan senyum ke sudut bibirku. Aku tak ingin menepis apapun. Kubiarkan saja, entah nantinya ini yang terakhir kalinya aku bisa mengenangmu lebih detail. Siapa tahu kan? Jalan cerita ini sulit untuk ditebak. Jadi hanya bisa bersiap saja. Sepagi kemarin, aku mengingat dulu kita sering menghabiskan waktu di toko buku Gramedia. Kamu berdiri di bagian komik dan aku di bagian novel. Kita sama-sama suka membaca, walau jenis bacaan yang berbeda tapi senang rasanya memiliki hobby yang sama. Kamu juga hobby mengutak-atik sepeda motor dan selalu mengajak serta meminta pendapatku tentang apapun yang ingin kamu rubah. Aku selalu senang menemanimu ke bengkel walau harus memakan waktu berjam-jam tapi entah kenapa ini menjadi hobby baruku juga. Kamu mengajari ...

Awal Untuknya

19.01 Aku baru dapat gossip! 19.21 Apa? 19.22 Bbm mu mana emangnya? 19.24 Di rumah, aku lagi di luar. Gossip apa sih ini? 19.29 Pacarmu tekdung ya, makanya kalian mau nikah tgl 26 ini? Jangan marah yaa, ini cuma nanya betul apa gak. 19.30 Apa tekdung? Kenapa kamu selalu dapat gossip tentang aku? Dari mana dapat gossipnya? 19.40 Hamill loooh!! Katanya hamil 5 bulan yaa? Ada yang bilang, gak perlulah sebut merk. 19.44 Kasih tau dulu siapa yang bilang, baru aku ceritain cerita sebenarnya. 19.49 Si mr xxx. Ayo laah cerita sama aku. 19.53 Iya Sebenarnya masih 4 bulan. Jujur aja sebenarnya aku gak mau cerita ini sama kamu, karena susah kali pun mau nyeritainnya. Tgl 23 ini martuppolnya trus tgl 23 bulan depan nikahnya. 20.00 Ya ampuuunn, kamu itu bodoh apa gimana siih? Dia orang kesehatan kan? Masa gak tau kb siih? Kalo bisa nikah baek-baek kenapa harus nunggu hamil dulu lah kalian ini. Tapi pas ketemu 17 an d...

Ketika kami saling berhadapan

Ketika kami berhadapan, tak butuh kalimat untuk menjelaskan rindu. Ketika kami berhadapan, tak butuh suara untuk berteriak tentang rasa. Ketika kami berhadapan, tak perlu tangan saling menggenggam. Ketika kami berhadapan, tak perlu peluk untuk saling menghangatkan. Ketika kami berhadapan, hanya butuh mata saling bertaut. Untuk tahu jika hati masih saling menggenggam. Untuk merasakan rindu, bahagia dan sedih yang selalu datang bersamaan. Untuk menikmati setiap detik kebersamaan. Cukup mata yang mengalirkan ke semua. Maka duniapun tiba-tiba berwarna seperti pelangi sehabis hujan.

Tentang Menikah *judulnya sedikit ekstrem*

Belakangan ini ada beberapa teman dekat dan tidak dekat (hahahaha) sedang memikirkan atau lebih tepatnya sedang merencanakan untuk menikah.  Buatku sendiri menikah itu pilihan yang harus benar-benar dipikirkan berulang-ulang kali sampai akhirnya kita merasa yakin beribu-ribu persen untuk menikah. Aku berkata seperti ini bukan karena pernikahanku tidak bahagia. Tapi setiap pernikahan pasti ada cobaan serta ujian yang di lima tahun pertama itu rasa bikin kita minta waktu bisa diputar kembali. Menikah adalah mempersatukan segala jenis perbedaan dan mengadaptasi segala jenis kebiasaan antara si istri dan suami. Menikah bukan lagi hanya sekedar tentang cinta dan sayang. Pernikahan itu sendiri lambat laun akan berubah hanya menjadi suatu kebiasaan, kewajiban dan ibadah. Cinta nomer kesekian. Makanya sebelum menikah kita harus benar-benar mencari tau, siapakah yang nantinya akan menikahi kita. Siapakah nantinya yang akan menjadi imam di rumah tangga kita? Ada beberapa hal k...

Sepertinya Salah Jalan

Tidak ada yang tidak ku syukuri di hidupku ini. Termasuk bertemu dan berjodoh denganmu. Aku bersyukur bertemu denganmu pada saat keadaanku limbung di antara perbedaan. Aku bersyukur bertemu denganmu karena telah menjauhkan aku dari jalan yang seharusnya tidak kulalui. Aku bersyukur di usiaku yang muda, aku sudah punya keluarga kecil denganmu. Aku bersyukur banyak hal tentangmu, tentang kita. Aku tahu jalan ini tidak selalu mulus, aku juga tahu akan ada kerikil kecil hingga besar yang akan menghalau kita ditengah perjalanan. Tapi aku tidak pernah mengira akan secepat ini kerikil itu akan melukai kakiku. Termasuk terlalu sakit melukai hatiku. Aku terlalu banyak berharap ketika kau mengulurkan tangan untuk menggenggamku utuh. Bukan tentang materi. Hanya tentang bahagia bersamamu. Hanya tentang betapa indahnya hari-hari yang ku lalui jika itu denganmu. Dengan orang yang tak pernah punya banyak aturan. Yang sedikit bicara tapi selalu tahu untuk mengekspresikan perasaannya padaku....

Bolehkah aku bermimpi lagi, denganmu?

Belakangan ini hidupku sedang porak poranda sayang. Termasuk pilihan yang kupilih dulu juga sedang berada di jalan buntu. Pilihan yang sudah membuat aku meninggalkanmu di sudut gelap itu.   Aku sedang tidak baik-baik saja akhir-akhir ini. Tapi begitu mendengar suaramu tadi pagi, sungguh menenangkanku. Entah kenapa rasa yang tidak baik-baik saja itupun menghilang seketika.   Kau selalu mampu mencairkan kebekuan dalam darahku. Selalu mampu menghangatkan hatiku ketika sudah terlalu lama diselimuti dingin. Selalu hadir melepas dahagaku ketika aku terjebak di musim kemarau panjang.   Sebentar lagi, aku akan terjatuh sepertinya , kataku tadi. Kau langsung menjawab, tidak akan, karena ada aku di bawah sini yang akan selalu menangkapmu kalau itu terjadi. Tahukah kau seperti apa bahagiaku ketika kau menanggapi ha-hal kecil yang kadang tanpa sengaja aku pikirkan?   Aku selalu merasa tergenggam ketika kau bersikap seperti itu. Ribuan kalipun aku ...

Berhenti

seperti yang sudah-sudah, pertengkaran terjadi lagi dan sebabnya yang itu-itu lagi. yang dibahas masalah yang sama. yang selalu tidak menemukan titik akhir atau solusi terbaik. hanya ada adu argument tanpa tau apa jalan keluarnya. yang selalu sama-sama menyalahkan satu sama lain. dan berujung dengan bentakan-bentakan. hanya itu.   layakkah kau kusebut pria dewasa? layakkah kuserahkan hidupku ini di tanganmu? pantaskah aku menjadikanmu imam serta panutanku dan anak-anak?   aku sudah kehilangan kepercayaanku padamu sejak lama. jangan paksa lagi aku untuk menghilangkan semua perasaanku yang masih bertahan hingga detik ini.   aku sudah kelelahan mengikuti caramu hidup. aku sudah lelah harus mengawasi tindak tandukmu yang tidak lebih dari anak remaja di zaman ini. aku sudah terlalu lelah untuk selalu mengalah. aku sudah muak mendiamkan semua yang seharusnya kuteriakkan ke wajahmu.   aku semakin lelah berada di sebelahmu. aku semakin lelah hidup den...

Kado Yang Sama

hanya tinggal menghitung hari untuk anniversary kita. yaa usia pernikahan kita sudah bertambah lagi. aku tak pernah berharap ada kado darimu. aku hanya ingin bahagia bersamamu. itu saja. tapi apa yang kudapat? sebuah kotak kecil yang selalu jadi biang masalah di antara kita. inikah kado yang kau persembahkan untukku lagi? kali ini aku lagi yang mengalah aku lagi yang berjuang aku lagi yang harus membunuh ego untukmu, untuk kita selalu aku dan seterusnya aku tak apa. berdoalah, agar aku tak pernah kehilangan cinta untukmu.

Baik-baik Saja

sebentar lagi aku datang. Dan di sini lah kita. Duduk berhadapan sambil beradu mata. Meneliti wajah satu sama lain. Mengomentari ini dan itu. Seperti yang biasa kita lakukan jika bertemu.   Lalu, tiba-tiba kau menceritakan tentang perempuanmu padaku. Yang cemburu hanya karena pesan singkatku yang masih tertinggal di ponselmu. Kau banyak bercerita. Tapi tak berhenti memastikan bahwa air mukaku tak berubah karena ceritamu. Seketika aku memegang dadaku. Memastikan ia baik-baik saja di dalam sana. Memastikan ia tak bergemuruh hebat seperti sebelum-sebelumnya. Mencoba menenangkannya seperti biasa. Tapi aku sedikit heran, tak ku rasakan apapun saat ini. Tak ada detakan yang berpacu seperti yang lalu. Tak ada riak yang berkecipak di dalam sana. Tak ada yang perlu ditenangkan. Ia ternyata sudah baik-baik saja. Aku sudah baik-baik saja melihatmu, mendengarmu juga merasakan semua tentangmu.

bahagia untuk diri sendiri itu seperti apa?

Gambar
  pict from here 

aku pernah di sana

aku pernah dalam rengkuhan itu pernah berdiam lama dalam pelukan hangat itu   tanganku juga pernah dalam genggaman itu keningku juga pernah dikecup oleh bibir yang juga mengecupmu   aku pernah ada di sana. di tempatmu berada saat ini.   aku pernah ada di sana. dulu pernah dan sekarang tidak lagi.   aku pernah memilikinya. dan sekarang kau yang memilikinya. genggam erat jangan sampai lepas.

sesederhana itu saja

aku mencintaimu. jangan tanya kenapa. karena apa atau atas dasar apa. sejak dan sampai kapan. jangan tanya apa saja yang membuat aku jatuh, padamu.   aku mencintaimu. tanpa syarat. tanpa sebab. tanpa alasan.   aku mencintaimu. cukup itu. sesederhana itu saja.   lalu, seperti apa cintamu untukku?

"apa kamu baik-baik saja?"

lalu mengalirlah semua cerita tentang ketidakbaikan kabarku selama ini. cerita baru berjalan 10 menit, aku sudah menangis sesenggukan.   ya...hanya berkeluh kesah dengannya yang mampu membuat aku menjatuhkan air mata. padahal masalah sudah jauh-jauh hari menghantamku. aku tegar di hadapan siapapun, tapi tidak di hadapannya. aku selalu lemah di hadapan lelaki ini.   lelaki yang namanya sudah kuhapus bertahun-tahun lalu. yang perasaannya sudah kubunuh dengan samurai tertajam. yang cintanya telah kuracun agar tak tumbuh lagi.   lelaki yang telah kukhianati tapi masih menyimpan seluruh hatinya untukku.   tetapi lelaki ini selalu tau kapan aku sedang tertimpa bencana. selalu tau jika aku sedang melakukan kebodohan-kebodohan di hidupku. selalu tau kapan aku membutuhkannya.   dialah lelaki yang masih menjadi penguasa ruang itu 8 tahun terakhir ini.

Gagal Move On

Gambar
handphoneku berdering. aku melirik nomer tanpa nama sedang berkedip-kedip di layar. meski sengaja tak memberi nama, otakpun dengan sengaja menghapal mati nomer tersebut. aku menghelas nafas. kubiarkan saja sampai deringan ketiga kalinya. dan aku memutuskan untuk menjawab.   A : halo, kenapa? D : apa kabar? aku mimpi kamu lagi malam ini. kamu baik-baik saja kan?   see, alarm itu datang semaunya. tanpa ragu membuyarkan segalanya. tanpa ampun membongkar kotak usang yang sudah ditata apik di tempat seharusnya. tanpa mau tau, ia kembali menelanjangi pikiran dan hati memberi tahu bahwa saat ini belum waktu yang tepat untuk saling melepaskan.    

Januari, 2015

Gambar
Semuanya telah pudar. Semua tentangmu. Tanpa terkecuali. Juga semua yang kusimpan untukmu hampir tak tersisa. Terlepas dari genggaman yang sudah kubuka jauh-jauh hari. Ternyata seperti ini rasanya melepaskan tanpa paksaan. Lega, bebas dan bahagia tak terkira.