Awal Untuknya

19.01
Aku baru dapat gossip!


19.21
Apa?

19.22
Bbm mu mana emangnya?


19.24
Di rumah, aku lagi di luar. Gossip apa sih ini?

19.29
Pacarmu tekdung ya, makanya kalian mau nikah tgl 26 ini?
Jangan marah yaa, ini cuma nanya betul apa gak.


19.30
Apa tekdung? Kenapa kamu selalu dapat gossip tentang aku?
Dari mana dapat gossipnya?

19.40
Hamill loooh!! Katanya hamil 5 bulan yaa?
Ada yang bilang, gak perlulah sebut merk.


19.44
Kasih tau dulu siapa yang bilang, baru aku ceritain cerita sebenarnya.

19.49
Si mr xxx. Ayo laah cerita sama aku.


19.53
Iya Sebenarnya masih 4 bulan. Jujur aja sebenarnya aku gak mau cerita ini sama kamu, karena susah kali pun mau nyeritainnya. Tgl 23 ini martuppolnya trus tgl 23 bulan depan nikahnya.


20.00
Ya ampuuunn, kamu itu bodoh apa gimana siih? Dia orang kesehatan kan? Masa gak tau kb siih?
Kalo bisa nikah baek-baek kenapa harus nunggu hamil dulu lah kalian ini. Tapi pas ketemu 17 an di lapangan bola kemaren perutnya rata aja sih keliatannya.


20.02
Kecelakaan itu, aku juga entah dalam pengaruh apa sampe lupa. Dia biasanya ingat, tapi waktu itu betul-betul lupa. Yaah mau gimana lagi.

20.04
Ngeri juga dia ya. Kereen iih. Hehehe
Tapi ya sudahlah, udah kejadian apalagi mau dibilang. Yang penting nanti setelah nikah baek-baek lah ngejalanin rumah tangga itu ya. Gak gampang, tapi aku yakin kamu pasti mampu kok itu. Jangan lupa undangannya ya.


20.08
Belum keliatan kali emang kemarin itu karena kan dia kurus. Iya nanti di undang Mungkin udah rezekiku dapatnya cepat.

20.09
Iyalah udah takdir. Kalo anakmu cewek nanti jodohin sama anakku ya tapi tetep harus pindah agama. Hahahahaha


20.10
Dasar bodoh. Hehehe.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Ternyata ending-nya hanya seperti ini. Jujur tidak ada rasa sakit mendengar kabar ini, sudah beribu kali menyelam ke dasar hati paling dalam dan berharap merasa sakit tetapi memang tidak ada rasa sakit yang muncul. Aku sudah jauh melangkah ternyata yaa.



Hanya ada sedikit rasa sedih, sebagai perempuan sedikit iba melihat calon istrinya. Kenapa mesti dinikahi dalam kondisi berbadan dua dan yang notabene katanya "kecelakaan". Dan agak heran ternyata si calon istri perempuan yang modelnya seperti itu. Tapi ya sudahlah ya, itu hak dan pilihan masing-masing mau jadi perempuan seperti apa.



Dan aku lebih banyak bersyukur atas kehidupanku yang sekarang. Aku memilih menikah dengan cara baik-baik dan tanpa embel-embel "noda" sedikitpun. Aku bertemu dengan laki-laki yang tidak pernah sedikitpun berniat untuk melakukan sesuatu sebelum waktunya. Kuakui, aku adalah perempuan kuno di zaman modern ini. Yang masih mempertahankan "hartaku" sampai halal. Dan ternyata kekunoanku membawa berkah bagi kehidupan rumah tangga kami.

Terlepas dari pilihan-pilihan kita sebagai perempuan, semakin ke sini dan setelah mendengar berita ini aku semakin yakin dengan kutipan "perempuan yang baik untuk pria yang baik"


Sebenarnya dulu atau lebih tepatnya sebelum berita ini aku dengar, aku masih yakin sih laki-laki ini orang baik-baik. Dalam artian dia akan menemukan jodohnya ya secara baik-baik dan terhormat. Eh ternyata aku salah. Berjodohnya harus seperti itu ternyata.

Dan garis kami sudah tak mungkin bersinggungan lagi. Dia sudah meneruskan garisnya ke arah yang ia pilih sendiri. Aku juga sama, aku yang lebih dulu memilih ke mana harus menjejakkan garisku.



Aku turut bahagia untuk dia. Bahagia bahwa ia sudah menemukan seseorang. Bahagia karena dia sudah punya awal yang baru untuk hidupnya. Bahagia karena kami sudah memiliki kehidupan masing-masing.

Bahagia meski kami tidak pernah bisa bersama.

Jangan tanya soal rasa. Biar ia tetap seperti yang seharusnya. Biar waktu yang menentukan sampai kapan ia tetap bertahan di sudut masa lalu itu.

Aku hanya perlu berjalan. Berjalan di jalur pilihanku.  Sesekali menoleh ke belakang, agar di depan sana aku tak pernah bertemu kesalahan dan kegagalan yang sama.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

melupakanmu

Pergi Untuk Kembali, Selalu Saja Begitu...

tercerai berai sudah