Dear Kamu, iya Kamu! Tolong dibaca!

ada orang aneh yang selalu merasa terhubung sama apapun yang aku posting di socmed, bbm atau lainnya. padahal aku sudah menghapus apapun tentang dia dari otakku yang paliiiiing dalam.
bukan dianya sih, masalah yang berhubungan dengan dia maksudnya. hihihihi...

dan 2 hari belakangan ini, dia seolah-olah menjawab setiap postinganku tanpa bertanya apakah itu ditujukan ke dia apa bukan.
terkadang jadi orang sensitif itu juga menyakitkan bro! jadi merasa hal yang di omongin orang semuanya tentang diri kita. padahal gak.

Dear Kamu,

setiap postingan saya gak ada hubungannya dengan kamu. saya sudah cukup repot dengan hidup, pekerjaan, dan hal-hal lain di sekitar saya. saya gak kekurangan kerjaan untuk mengomentari semua hal tentang orang lain dan khususnya kamu.
sejak cerita itu saya niatkan untuk ditutup maka saya benar-benar menutupnya. saya berusaha berbesar hati menerima perlakuan apapun dari kamu dan dari yang lainnya. saya ikhlas apapun yang seharusnya jadi milik saya tapi tidak dikembalikan ke saya. saya IKHLAS...

apapun yang kamu maksudkan untuk "membalas" postingan saya, coba kembalikan ke diri kamu sendiri. kamu pernah kasih apa sama saya? pernah berbuat apa sama saya?
saya yang dari dulu merasa terbuang,hidup di tengah-tengah orang yang seharusnya bukan menjadi tempat saya. sejak saya tau apa alasannya yang menjadikan saya berada di tempat yang tidak seharusnya, saya mencoba lapang dada. saya mencoba menerima alasan yang menurut saya gak masuk akal. seharusnya saya juga bertanya "kenapa bukan kamu atau yang lainnya yang harusnya berada di sini?". tapi saya gak pernah menanyakan itu. karena apa? karena saya gak punya pikirian picik seperti pikiranmu saat ini.
dan saat ini saya merasa BERUNTUNG ada di sini apapun alasannya saya gak perduli. dengan keberadaan saya di sini, saya gak punya otak, cara berfikir, hati, dan sifat kayak kamu atau yang lainnya.

saya bukan orang yang tidak tau berterima kasih, sebaliknya mungkin kamu yang seperti itu. saya bukan orang yang diajarkan untuk menghitung apa yang sudah saya beri dan apa yang sudah saya dapat. tapi ketika judul yang diberikan adalah meminjam maka kembalikan adalah kalimat selanjutnya. saya orang yang suka menghapus kata pinjam untuk beberapa orang pengecualian, tetapi ketika orang tersebut sudah berjanji dan gak menepati maka saya akan cukup sabar untuk menunggu orang tersebut memenuhi janjinya. hitung sudah berapa kali berjanji?
saya akan sangat senang ketika orang tersebut jujur kepada dirinya sendiri bahwa dia gak mampu mengembalikan. persoalan selesai. tanpa meninggalkan bekas apapun untuk kita semua.
 
tapi yang terjadi bukan seperti itu. kamu yang gak bisa mengembalikan kewajibanmu malah kamu yang ngadu domba saya sama mama saya. saya gak pernah ngurusin hidup orang lain, saya gak repot ngbahas status bbm atau postingan orang lain. kalo ada yang aneh saya lihat ya cukup saya lihat aja. itu urusan orang dengan hidupnya. seandainya orang tersebut memaki dan mengumpat itu adalah dosanya dengan Tuhan. bukan dengan saya. lantas kamu kenapa sibuk merekam semua isi postingan saya, sampe-sampe itu yang kamu pake untuk mengadu domba saya?
walopun mama saya gak pernah ngurusin saya dari kecil, itu gak mengurangi rasa hormat saya ke beliau. dia memarahi saya gara-gara kamu. itu bukan gak sakit rasanya. saya pengen teriak ke kamu, saya ini gak pernah ngrasain kasih sayang beliau dengan full, kenapa harus kamu adu domba lagi? kamu cemburu? untuk apa? bahkan beliau juga gak mau berlama-lama di sini dengan saya. itu karena apa? karena kalian semua. lantas apa saya cemburu, apa saya iri? gak! saya gak mau rebutan. seperti yang kalian semua lakukan. 
 
so, jangan pernah merasa saya masih mengingat semua hal tentang itu. jangan merasa saya mengurusi kamu dan hidup kamu. jangan pernah merasa umpatan-umpatan yang saya posting untuk kamu. jangan pernah merasa bahwa mata saya berhenti di postinganmu.

Maaf, sudah gak sempat dan tidak penting.
Terima Kasih.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

melupakanmu

Pergi Untuk Kembali, Selalu Saja Begitu...

tercerai berai sudah