tercerai berai sudah

Pertama kali menginjakkan kaki di sini, aku bukan siapa-siapa bukan apa-apa. Hanya kertas kosong yang menunggu dibubuhkan tinta agar berisi dan berwarna.
6 bulan di awal masih merangkak ke sana kemari mencoba mengenal dan belajar tentang dunia yang sedang digeluti. Cukup sulit, karena 6 bulan pertama saja entah sudah berapa kali berganti personil.

Pergantian itu jelas saja tak mudah. Kami yang sudah mulai terbiasa dengan beberapa figure tiba-tiba ada figure baru, harus usaha extra lagi untuk adaptasi.
Terlalu panjang perjalanan kita 3 tahun belakangan ini untuk dijabarkan. Entah harus memulainya dari mana dan menutupnya seperti apa..

Kita adalah team hebat. Yang dari ber 12 kalo tidak salah, berada dalam 1 ruangan yang sempitnya minta ampun . Harus antri kalau mau keluar masuk ruangan kita. Tapi aku justru rindu kita berada di ruangan itu.
Rindu riuhnya.

Rindu sapaan “Selamat Pagi” nya pak Marten
Rindu tawa khasnya almarhum, yang beraroma kopi dan rokok.  Atau kata “nang” dari beliau

Rindu melihat expresi seriusnya Pak Hotlan yang selalu sembunyi di balik layar laptopnya. Yang selalu telat tau apa yang kita sedang tertawakan “apa yang lucu, saya ketinggalan cerita apa nih”. Dan sekarang aku rindu sesi “curhat” nya HR, rindu di tanyain “Dian, ada yang mau disampaikan? Atau menurut Dian gimana atau pendapat Dian apa?”
Rindu sabar dan sikap positifnya mas Luqman.

Rindu lihat keragu-raguannya pak Ganda kalau mau melakukan apapun. Banyak nanya, padahal baru kemaren nanyain hal yang sama.
Rindu suara mas Yunus yang selalu jadi penambah riuh di ruangan kita, tapi suara bagusnya selalu di rusak si “akang” nya mas Yunus hahaha. Ternyata pria satu ini termasuk makhluk cerewet juga, mirip aku sama Lenny *piissss. Setelah aku masuk cuti sudah gak bisa denger mas Yunus nyanyi lagi L

Rindu berbagi tempat duduk dan computer sama alien satu ini. Cerewet, kalau ketawa kuat, suka kentut sembarangan, suka marah sembarangan, moody nya luar biasaaaa. Cuma sama saya dia gak pernah berantem (bangga J) kalau sama yang lain jangan tanya hahahaha. Untuk dia gak ada hukum “sebab-akibat” mau marah ya harus marah, mau ngambek ya harus ngambek gak pake ALASAN. Jadi kita-kitanya aja yang harus kuat dengan alien satu ini. But you are my best friend J

Dan pada akhirnya kita harus melepas mas Luqman kembali ke habitatnya. Hilang satu sosok abang, yang selalu pake kata “sabar” untuk meredam kecerewetan kita.
Berikutnya harus melepas pak Marten. Kita masi sedikit terhibur karena 2 orang ini masih dalam payung yang sama, hanya beda kota saja. Tapi ini pun hanya beberapa bulan saja. Si bapak ini juga akhirnya memilih pulang ke rumah kumpul dengan keluarga.

Lagi-lagi kehilangan. Kehilangan kali ini untuk selamanya, kita semua berduka tanpa terkecuali. Kita di tinggal almarhum, bahkan menyebut namanya masih tetap bikin nangis sampe detik ini. Sifatnya yang kebapakan selalu bikin rindu yang luar biasa. RIP pak, masih belum menemukan waktu yang tepat untuk berkunjung ke “rumah” baru mu.

Aku juga sempat di lepas tapi entah ide dari mana di tarik kembali. Seperti lagu Afgan “Jodoh Pasti Bertemu” LAGII J
Hari ini kami di tinggalkan lagi. Gak cukup satu, harus tiga orang. Ya Tuhan, sedihnya itu gak tau digambarkan pake bahasa apa lagi. Walaupun sudah gak di HR, tapi sebenernya hanya ngerasa pindah tempat duduk. Nyawa nya masih di ruangan situ.

Begitu ruangan itu kosong, hati pun ikut kosong. Pagi ini bener-bener blank pak.
Semangat hilang, selera hilang, semuanya hilang. Mungkin terbawa dengan bapak tadi pas berangkat. Tapi seperti yang sering bapak bilang, life must go on..

Kami sedang berusaha pak, sepertinya sulit karena smua meninggalkan kami. Gak ada yang menguatkan kayak kemaren-kemaren lagi.
Pak, emailnya sudah kepanjangan saking banyaknya yang mau disampaikan L

Hanya bisa mengucapkan terima kasih untuk ilmu-ilmu yang sudah bapak bagi, terima kasih untuk nasehat, terima kasih untuk bimbingan, terima kasih untuk kesabaran, terima kasih untuk selalu pasang badan ketika kami melakukan kesalahan, terima kasih untuk tidak marah mendengar kami menggerutu saat bapak tegor, terima kasih untuk smua support yang sudah bapak berikan ke kami. Terakhir terima kasih sudah jadi teman, jadi abang, jadi bapak, jadi keluarga dan jadi atasan untuk kami.
Kami, khusus nya Dian bangga pernah menjadi bagian team hebat kita di HR.

Smoga masih bisa bertemu di lain kesempatan ya teman-teman J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

melupakanmu

Pergi Untuk Kembali, Selalu Saja Begitu...