dia, lagi


sudah ada kata “Dia” lagi di antara kita. percakapan kali ini ku rekam semampunya.
sulit tapi harus. terasa nyeri waktu sms mu masuk.
“gak tau mulai dari mana ceritanya, itu dikenalin mama. dari kemaren-kemaren pengen cerita tapi bingung gimana caranya cerita. dan akhirnya kau jadi tau sendiri”
“gak ada yang perlu diceritain, udah bisa liat sendiri. aku baik-baik aja aku cuma kaget seperti biasa.”
“eh yang ini lebih baik loh dari 2 sebelumnya. sama kan? gak ada yang beda lagi?”
mata kabur keypad hp pun gak kelihatan lagi. tapi masi maksa kirim icon smile.
“iya sih dia ini perempuan baik-baik. Tapi ntah kenapa gak ada perasaanku ke dia”
“isss..mana boleh gitu”
“gitu gimana?” “udah ngrasa dicuri pun hatinya”
“ya gak ngerti, gak ngrasain apa-apa soalnya. kayaknya aku ini udah gak bisa ngrasain cinta”
“lagian juga jarang koq ketemu dia. tapi dia setia kali itu nunggu di datengin”
“baguslah, berarti dia sayang ke kau. dari pada ga? ya kan?”
“mirip mama mukanya” “iya rambutnya juga” itu udah mulai hapal rambut..
“umur berapa?” “24”
“oo aku kira 27 an” “tua kau liat?”
“iya, boros (icon peace)” “(icon gak senang)”
percakapan sampah!!
aku gak baik-baik aja. aku marah sekaligus takut. takut kali ini berbeda dengan 2 sebelumnya.
ini ketakutan ku udah sampe di stadium 4, kalo itu berbentuk kanker.
kalo berbentuk keripik mak ichih udah level 12. yang digigitan pertama aja udah buat muka merah padam skaligus terbirit-birit ke toilet.
aku gak baik-baik aja. aku benci melihatmu bisa menemukan dia.
dia yang sama dengan mu, dia yang sama dengan keluarga mu, dia yang merasa tercuri hatinya
dia yang tersipu malu duduk bersebelahan denganmu….
boleh aku membencinya?
 
picture from here

Komentar

Postingan populer dari blog ini

melupakanmu

Pergi Untuk Kembali, Selalu Saja Begitu...

tercerai berai sudah