Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Tuhan...bantu aku.

Gambar
jika ada yang bersedia membuatkan gembok tanpa kunci untuk kotak kenangan ini, maka akan ku bayar seberapapun yang diminta tukang gembok itu. jika ada yang ingin mencuri kotak kenangan ini, aku akan berpura-pura tidak tahu dan membiarkan sipencuri membawanya pergi. entah akan dijual atau hanya untuk dibuang. aku rela. meski tak ikhlas.   18.20 akhirnya aku bisa melihatmu lagi.   18.22 :-)   18.23 yaah walopun sombong kali belakangan ini, tapi cukup senang melihatnya. walopun pas dilihat berkerut keningnya.   18.25 :-P masa iya?   18.29 kau yang berpura-pura gak melihatku.   18.31 iyanya?   19.11 iyaaaa.   19.11 tapi barusan kenapa lewat lagi? ngapain lagi?   19.12 mau melihatmu lagi sekalian mau pulang.   19.13 iyanya? baiklah. percaya..percaya. 19.26 ngapain di tempat itu? tumben.   19.27 pengen melihatmu lewat.   19.28 tau dari mana aku mau lewat? ...

lebih baik memanfaatkan yg sudah ada, atau menanti yg kita inginkan???

Gambar
siang ini dirumitkan dengan pertanyaan teman di kantor. kenapa itu pertanyaannya ditanyakan ke aku ya? gak ada orang lain lagi kah yang bisa jawab? berikut penggalan kegalauannya... kak | uii | memanfaatkan yang sudah ada, atau menanti yang kita inginkan? | * speechless berasa ditampar | waduh pertanyaan macam apah itu? hahaha. sebentar kk mau sholat dulu, mana tau dapat jawaban dari pertanyaanmu dek | wkwkkwk...cari hidayah ya? | kenapa nanya kayak gitu? ngalamin sendiri ya? | iyah, sekarang ini | tergantung sih. yang sekarang seperti apa dan yang kita inginkan itu sudah pasti datang apa gak | udah kenal lama, agamanya baik, kerjaannya baik tapi feel nya gak dapat. tadi malam nelpon ngajakin serius. sedangkan yang diinginkan orangnya jauh, feel nya dapat dan orangnya serius juga tapi terkendala dengan jarak. tempat kerjaannya jauh kak | ada yang kk kenal antar dua orang ini? | coba kk menilai dalam posisi kk gak kenal keduanya | ehhm baiklah, mari kita jawab *keringet dingin...

happy bornday to you

Gambar
sudah tahun keberapa kita tak bisa merayakan hari lahirmu? setiap tiba di tanggal kemarin, selalu saja banyak hal yang membuat aku harus meneteskan air mata. selalu saja menyeretku ke dalam kenangan yang masih terasa hangatnya hingga detik ini. mengingatkan tentang pagi dan sebuah kue. bukan tentang bingkisan yang aku bawa untuk melengkapi perayaan kecil kita.   hanya tentang membangunkanmu secara tiba-tiba di pagi hari. berjalan berjinjit ke tepi tempat tidurmu. mengecup dua kelopak matamu. mengecup keningmu. dan tak lupa mengecup bibirmu serta menghirup nafasmu di sisa tidur pulasmu. ini hanya tentang meniup lilin dan memanjatkan doa bersama-sama. yang kita sama-sama tahu, doa yang kita panjatkan sama isinya. lalu memelukmu erat berharap tahun-tahun berikutnya selalu bisa seperti ini. hanya sesederhana itu ritual wajib kita di tanggal kemarin. karena terlalu sederhana aku bahkan tak pernah lupa urutannya.   hari ini aku lagi-lagi aku han...

sulit sulit sulit

Gambar
entah berasal dari mana semua kesulitan yang sedang kualami 1 tahun terakhir ini. ini bukan sekedar kesulitan kecil, ini terlalu besar untuk pundakku yang begitu kecil. ingin membagi dengan yang lain tapi selalu merasa enggan. enggan karena tidak akan mendapatkan solusi apapun. hanya jawaban oh ehm heem oh ya koq bisa, yang tidak mengurangi kesulitanku sedikitpun. membawa ini ke tengah-tengah keluarga juga tidak akan berefek luar biasa. paling hanya rentetan panjang omelan dan nasehat yang tidak membantu sama sekali. bukan bermaksud tidak menghargai nasehat orang tua, tapi nasi sudah berubah jadi busuk seharusnya tidak usah diperdebatkan. dan omelan serta nasehat juga tidak merubah apapun. yang kubutuhkan uluran tangannya untuk mengeluarkan aku dari kesulitan ini. 25 tahun hidup dengan berbagai kepahitan, masalah seperti ini bukan masalah yang cukup besar buatku. jauh di belakang sana sudah banyak yang aku hadapi dan ku selesaikan sendiri tanpa siapapun. tapi ka...

Dear Kamu, iya Kamu! Tolong dibaca!

ada orang aneh yang selalu merasa terhubung sama apapun yang aku posting di socmed, bbm atau lainnya. padahal aku sudah menghapus apapun tentang dia dari otakku yang paliiiiing dalam. bukan dianya sih, masalah yang berhubungan dengan dia maksudnya. hihihihi... dan 2 hari belakangan ini, dia seolah-olah menjawab setiap postinganku tanpa bertanya apakah itu ditujukan ke dia apa bukan. terkadang jadi orang sensitif itu juga menyakitkan bro! jadi merasa hal yang di omongin orang semuanya tentang diri kita. padahal gak. Dear Kamu, setiap postingan saya gak ada hubungannya dengan kamu. saya sudah cukup repot dengan hidup, pekerjaan, dan hal-hal lain di sekitar saya. saya gak kekurangan kerjaan untuk mengomentari semua hal tentang orang lain dan khususnya kamu. sejak cerita itu saya niatkan untuk ditutup maka saya benar-benar menutupnya. saya berusaha berbesar hati menerima perlakuan apapun dari kamu dan dari yang lainnya. saya ikhlas apapun yang seharusnya ja...

surat pertama

Gambar
kalau diingat kembali, salahku yang sudah mengizinkan kamu bekerja di sini. padahal kamu waktu itu bilang seandainya pun aku tidak memberi izin, kamu tidak akan pergi. sebelum pergipun kamu sudah berusaha tunjukkan bahwa kamu tidak bisa jauh dari aku. dan itu pertama kali aku melihatmu menangis karena harus jauh dariku. sampai-sampai kamu tidak bisa bicara sepatah katapun. seharusnya aku merasakan sedih yang kamu rasakan saat itu. seharusnya aku tidak pernah mengizinkanmu menerima tawaran pekerjaan itu. sekarang aku sadar bukan keadaan atau tuhan yang salah. bukan itu penyebab kenapa orang yang paling aku sayang memilih jalan yang salah. tapi akulah yang membiarkanmu pergi ke jalan yang salah. dari sanalah semua bencana ini berawal. seharusnya aku yang meminta maaf ke kamu. seharusnya kamu tidak perlu menjalani hidup yang tidak kamu inginkan. mungkin dulu kamu masih terlalu lemah waktu aku tidak ada di dekatmu. bahkan terlalu lemah untuk berkata bahwa kamu membutuhkan pertolong...

kata "seandainya"

Gambar
  Jangan bawa lagi kata “seandainya” atau “kalau”. Itu hanya seperti meneteskan campuran garam dan perasan asam ke sebuah luka. Yang menyisakan perih luar biasa karena beribu kata “seandainya” tak mengubah keadaan sedikitpun. Bisakah kita hanya diam dan saling menggenggam? Bisakah kita hanya saling memandang lalu berpelukan? picture from here

ternyata dunia ini begitu sempit

Gambar
aku ingin menyebut sore ini sore yang sial untukku. saat aku senang akhirnya bisa merasakan angin laut menyapu wajahku, detik itu juga sirna ketika mataku tertuju pada tiga perempuan yang berjalan di depanku. kuamati perlahan, wajah salah satu dari mereka tidak asing untukku. wajah yang beberapa waktu lalu kulihat. dia yang dalam pelukanmu. dia yang duduk manis di sofa rumahmu. dia yang erat menggenggam tanganmu, menggamit lenganmu. dia yang tersipu malu duduk bersebelahan denganmu. hmmmm..iya itu dia. dia yang selalu bersamamu di dalam fhoto itu. kenapa si perempuan ini harus kulihat di sini? aku menatap lekat wajahnya, seperti ingin melumatnya. ingin menelannya bersama udang yang kumakan setengah jam lalu. ahh..dia merusak soreku. mengacak-ngacak otak serta perasaanku. kenapa sulit sekali untuk tidak bersentuhan dengan duniamu? kenapa setiap aku sedang mencoba selalu ada saja yang membuat gagal? semakin banyak kenapa di kepalaku sekarang ini. tidak cukupkah ...

melepaskanmu

Gambar
pelan-pelan aku sedang mencoba melepasmu dari genggamanku. berhasil atau tidak itu urusan belakangan. yang ku tahu pelan-pelan ternyata aku bisa. yaa...harus pelan-pelan. aku tidak melupakanmu. hanya membebaskanmu dari pikiranku, membiarkan semuanya mengalir tanpa berusaha melupakanmu atau menghindar mengingatmu. terlalu lelah rasanya. seiring berjalannya waktu aku merasa sampai di titik lelah. lelah selalu menggenggammu. selalu berusaha mencampuri urusan hidupmu. mengomentari tentang apa yang sedang kau lakukan. selalu memarahimu bahkan terlalu lelah menangisimu. seperti inikah yang kau rasakan sebelumnya? lelah menangisi keadaan ini… aku pada akhirnya juga sampai pada titik ini,   di mana hanya mampu pasrah atau bahkan mencoba melapangkan dada untuk menerima keadaan. sekali lagi, bukan melupakanmu melupakan tentang kita. mendadak aku merasa terengah-engah dengan dunia kita. yang selalu kau isi dengan entah siapa tanpa permisi. melakukan semua hal sesukamu tanpa meli...