Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

pintu itu..

Gambar
Hey... kenapa masih saja singgah aku enggan membukakan pintu, sudah terlalu larut aku lelah melewati sepanjang hari ini bisakah mulai esok kau bawa saja kunci? agar aku tak kerepotan bangun agar kau bisa seenaknya singgah kapan pun kau mau   picture form here 

be free

Gambar
langit mulai gelap, seolah ingin jatuh menimpa bumi daun-daun terbang di bawa angin terbang berkelana dan berhenti entah dimana dan pikiranku sepertinya mengikuti daun itu berkelana menjelajah terbang melayang tanpa tujuan tanpa haluan ingin bebas, ingin lepas tak berbatas     picture from here

my little Prince

Gambar
udah 18 februari aja nih. ntar lagi si krucil udah mau 9 bulan. udah bisa berdiri, mulai belajar jongkok, gigi udah numbuh 2 biji *buah kaleee :) udah bisa ngomel *nurun emak bapak yang pasti hehehe.. nangis udah pake di lebay-lebaykan skalian nunjukin gigi baru. hmm..gak berasa banget. waktu berjalan cepat, kayak gak punya jeda sedikit aja. buat nikmatin lucu-lucunya si krucil. baru aja rasanya muntah luar biasa, gerah, buncit ditenteng kemana-mana. masuk ruang operasi, perut di ubek-ubek buat nemuin si krucil ganteng :) begitu keluar di jinjing kayak emaknya bawa tas hahahaha kecil, putih pucat, gak pake acara nangis. emaknya yang mewek bombay nyampur alam sadar tinggal setengah lagi. pertama kali di tunjukin foto, mata langsung hangat. si krucil sayang, yang lasaknya minta ampun yang hobi banget nendang perut emaknya dari dalam sampe ini perut bentuknya kerucut, bulat, petak plus segitiga. 10 bulan nungguin kamu sayang *huuaaaaaa... si dokter Erry pake acara cuti pu...

sesuatu tanpa nama

Gambar
susahnya menemukan orang yang bener-bener bisa dijadikan tempat berbagi. berbagi apapun itu, tanpa terkecuali. berkali-kali berhadapan dengan masalah "sepele" tapi menyakitkan ini. tapi masih saja terkecoh dengan mulut-mulut manis berbuah pahit senyum manis yang berakhir sinis pelukan hangat tiba-tiba menyengat. tanganku selalu saja terulur bahuku selalu saja melebar rumahku selalu saja terbuka senyumku selalu saja tulus kepalaku selalu saja menampung mataku selalu saja melihat lidahku selalu saja mengecap batinku selalu saja peka badanku selalu saja barisan depan kaki selalu saja ringan melangkah hidungku selalu saja mampu mengendus bibirku selalu saja berbicara suaraku selalu saja lantang jika ada yang meminta nyawa, bahkan nyawapun bisa ku beri dan banyak SELALU yang selalu bisa ku lakukan untuk mereka tapi kenapa mereka TIDAK? aku terhenyak, ketika bertanya bukan jawaban yang ku temukan hanya gurauan, hanya celetukan, hanya ocehan, hanya tawa mir...

late post

Gambar
kehadiranmu yang terlambat 1 bulan, membuatku sedikit takut. takut aku tak bisa mendengar tangismu takut tak bisa melepas hausmu takut tak bisa peluk tubuh mungilmu takut tak bisa cium kelopak matamu yang masih tertutup tapi takutku tak terbukti sama sekali aku masih terbaring bingung menunggu alam sadarku pulih kembali pria itu tiba-tiba menghampiriku, menunjukkan potretmu padaku wajah putih mata sipit hidung mancung bibir tipis melebar kuping yang mewakili pria itu airpun berdesak-desakan di kedua mataku yang ku tunggu, yang ku bawa 10 bulan kemana-mana yang selalu menendang perutku dari dalam yang selalu membuatku mengeluarkan segala jenis panganan yang masuk yang selalu mengajakku tidur hingga berjam-jam bahkan di kantor yang selalu menyukai pokat sebagai sarapan, makan siang dan sore yang....hmmm terlalu banyak hingga tak bisa ku sebut satu persatu akhirnya melihat dunia menjelma menjadi sosok mungil pelengkap bahagia di rumah ya rumah kita sayang ...

Pantai Dan Cerita Kita

Gambar
Ntah kenapa akhirnya melihat akun pribadimu lagi. Sialnya akun pribadi perempuan yang sering kau bicarakan juga iya. Yang tertangkap mataku pertama kali ada pantai, kau dan sudah pasti ada dia. Pemandangan itu melemparku jauh ke 7 tahun lalu. Melemparku tiba2 ke percakapan kita, dulu... Sambil duduk merapat ke tubuhku kau bertanya "tempat apa yang paling ingin kau datangi bersamaku?" "Pantaiiiii" teriakku bersemangat Mata mu menyipit "kenapa pantai?" Lalu aku mulai membayangkan sesuatu "aku juga gak tau, aku slalu saja membayangkan aku bisa seharian di pantai bersamamu. Bergenggaman tangan sambil berjalan menyusuri pantai bertelanjang kaki, membiarkan telapak kaki bergumul dgn pasir putih. Berlari berkejar-kejaran menjemput ombak ke bibir pantai. Kalo aku capek, aku akan memintamu menggendongku" ujarku tersenyum usil Matamu masih setia menunggu celotehanku selanjutnya "lalu duduk bersebelahan menunggu senja menjemput sia...

Ingin menelan sesuatu

Jam 04.11 Sebuah pesan pendek yang isinya hanya sebuah "titik". Aku mencoba mengabaikan, mencoba tak perduli. Jam 09.01 Mengirimiku applikasi callme. Hanya melirik sekilas dan ku lanjutkan pekerjaan. Jam 10.29 Pesan lagi. "Sampai kapan kau ingin mendiamkan ku?" Dalam kepala kecilku, langsung aku memaki-maki sekenanya. "Kau pikir kau siapa? Ketika kau tak butuh pesan atau telepon dari ku, kau seenaknya saja menyampaikan itu kepadaku. Lalu, ketika aku melarangmu kau seenaknya tak mengindahkannya. Dan sekarang kau muncul dan menanyakan pertanyaan bodoh itu. Pergi kau. Jangan ganggu aku. Jangan ganggu hidupku. Saat ini aku hanya merasa ingin menelanmu hidup-hidup. Itukah jawaban yang kau inginkan dari ku?"

terjadi lagi

Gambar
Aku merindumu lagi pagi ini. Dengan perasaan ringan, ku kirim pesan pendek ke sebuah nomer yang sudah hapal luar kepala. Balasan darimu secepat kilat. "Jangan sms atau telepon dulu! Aku sedang di kota itu, berusaha menyelesaikan sesuatu. Aku dituntut menyelesaikannya secara baik-baik, karena keluarganya sudah tau tentang kami. Kalau masalah ini sudah selesai, aku akan menjelaskannya padamu" Di kota itu katamu? Baru beberapa hari lalu aku melarangmu pergi ke kota itu dan kau menurutinya. Dan ternyata kau tak sedang menuruti perkataanku waktu itu. Lupakah kau? Sudah buramkah di benakmu pembicaraan kita 2 hari lalu? Atau aku yang sudah tak berhak melarangmu untuk semua hal? Katakan padaku, jelaskan padaku. Agar aku tak semena-mena meluapkan emosi ini. Kau pikir dia siapa sampai-sampai kau bisa melakukan laranganku! Di mataku dia cuma seonggok daging busuk yang menanti lalat mengerumuninya. Lalu berubah jadi belatung dan akhirnya harus mati terpanggang oleh terik matah...

Hari ke 17

Gambar
Ini hari ke 17 ku kembali bergabung dengan perusahaan sebelumnya yang "mengenyahkan"ku dengan tiba-tiba. Hari ke 17 kembali berkutat di balik desktop komputer, meskipun sebenarnya gak mengerjakan apapun. Hari ke 17 dimana aku mulai lagi jadi penikmati coffee. Hari ke 17 yang seharusnya terasa seperti abege sedang centil-centilnya, tapi berasanya seperti 17 abad kebosanan sudah merasuki kepalaku. Hari ke 17 berharap aku menemukan 17 alasan yang tepat kenapa aku kembali ke kursi yang gak nyaman ini. picture from here 

Wajah Lama

Gambar
Terdiam, menatap wajah lama itu.. Wajah yang selalu ada untukku 5 tahun lalu Wajah yang selalu hadir di mimpiku 2 tahun belakangan Berjuta kalimat membuncah tak terbendung Tapi dicekat udara hampa, dan hanya terhenti di tenggorokan Padahal malam sebelumnya aku repot merangkai rengekan panjang untukmu Merangkai segudang marah untukmu Jangankan marah, mengatakan RINDU pun tak mampu Bodohnya aku begitu di hadapmu Bahkan matapun tak bisa tegar menyelami mata sipitmu Sudah lihat seperti apa aku sekarang? Katamu, wajahku lelah. Bukan lelah karena pekerjaanku tapi lelah dengan hidup yang sedang ku jalani. Hahahaha,, sejak kapan priaku ini berubah jadi cenayang? Tapi kalimatmu barusan melemparku ke lorong kelam Kelam yang hadir setelah aku melepas terang Kelam yang mencipta sesal seumur hidup Tiba-tiba aku ringkih, ringkih yang bisa sembunyi di seberang telpon Tapi tak bisa sembunyi dari mata sendumu Tegar itu sirna. Kuat itu menguap. Benteng itu akhirnya rubuh.. Peluuu...