Rindu


Siapa sangka hari ini aku akan duduk lagi bersebelahan denganmu? Kamu pun mungkin tidak akan menyangka. Kita sudah pernah menyerah pada keadaan. Keadaan di mana hanya bisa melepas rindu dari jarak jauh. Saling menatap tanpa kalimat dan saling menyentuh. Sekian lama kita menyerah, entah kenapa ada titik terang seperti ini. Dan aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Dengan detak jantung yang tidak karuan, aku berusaha menyembunyikan ekspresi gugup saat wajahmu hanya berjarak sekian centimeter dari wajahku. Berusaha bicara tetap pada topik tapi detak jantungku lebih dulu terdengar dari pada kalimat yang akan meluncur dari bibirku.
Hmm…ntah rasa apa ini namanya.
Aku senang mengamati wajahmu sedekat ini. Rambutmu yang  aneh tapi aku tetap suka. Aku berhenti di kening, kening yang selalu kukecup saat kamu tertidur. Mata sipitmu, tempat di mana aku selalu menemukan diriku sendiri. Hidungmu, betapa aku rindu untuk mengecupnya dan menunggu ekspresi marahmu karena tidak pernah suka kalo hidungmu basah. Aku semakin rindu. Ada air mata lagi di sudut itu. ku seka sebelum kamu sempat menemukannya.
Sepanjang percakapan kita, aku tidak berhenti mengamatimu. Mengamati detail wajahmu, mengcopy pastenya di kepalaku. Karena aku takut waktunya semakin dekat. Waktu di mana aku sudah tidak bisa sedekat ini lagi denganmu.
Saat menunduk, mataku tak sengaja berhenti di dadamu. Tempat aku selalu menyandarkan kepala kecilku. Menyandarkan keluh kesahku. Menyembunyikan sedih serta marahku. Tempat aku membagi bahagiaku denganmu. dadamu, ya dadamu tempatku untuk kembali pulang.
pict from here

Komentar

Postingan populer dari blog ini

melupakanmu

Pergi Untuk Kembali, Selalu Saja Begitu...

tercerai berai sudah