Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

tak harus menunggu, lagi..

Gambar
tak ada yang perlu dijelaskan atau diceritakan lagi. kita berdua sudah sama-sama mengerti keadaan yang sedang kita jalani ini seperti apa. kalau memang merasa sudah tidak sanggup untuk melihat, merasakan, melewati atau apapun namanya itu, jangan lakukan lagi. Lakukan apa yang bisa membuatmu nyaman. kalau ternyata dengan berpura-pura bisa membuatmu merasa jauh lebih baik, ya berpura-puralah. aku sendiri tidak bisa melakukan banyak hal termasuk berpura-pura. itu hal yang tak pernah bisa kulakukan walaupun dalam keadaan terpaksa. aku lebih memilih diam, mengunci rapat mulutku, mengusap dada tiap saat dan menelan semua rasa sakit itu. dan aku rasa itu lebih baik dari pada sekedar berpura-pura. karena aku tak akan lelah jika tiba-tiba kenyataan itu ada di depan mataku. aku tak akan menghindar lagi. aku hanya harus lebih berani bertemu dengan kenyataan semanis atau sepahit apapun. ini salahku. ini kesalahan terpahit yang sudah aku buat. lantas untuk apa takut? untuk apa ber...

tercerai berai sudah

Pertama kali menginjakkan kaki di sini, aku bukan siapa-siapa bukan apa-apa. Hanya kertas kosong yang menunggu dibubuhkan tinta agar berisi dan berwarna. 6 bulan di awal masih merangkak ke sana kemari mencoba mengenal dan belajar tentang dunia yang sedang digeluti. Cukup sulit, karena 6 bulan pertama saja entah sudah berapa kali berganti personil. Pergantian itu jelas saja tak mudah. Kami yang sudah mulai terbiasa dengan beberapa figure tiba-tiba ada figure baru, harus usaha extra lagi untuk adaptasi. Terlalu panjang perjalanan kita 3 tahun belakangan ini untuk dijabarkan. Entah harus memulainya dari mana dan menutupnya seperti apa.. Kita adalah team hebat. Yang dari ber 12 kalo tidak salah, berada dalam 1 ruangan yang sempitnya minta ampun . Harus antri kalau mau keluar masuk ruangan kita. Tapi aku justru rindu kita berada di ruangan itu. Rindu riuhnya. Rindu sapaan “Selamat Pagi” nya pak Marten Rindu tawa khasnya almarhum, yang beraroma kopi dan rokok.   At...

dia, lagi

Gambar
sudah ada kata “Dia” lagi di antara kita. percakapan kali ini ku rekam semampunya. sulit tapi harus. terasa nyeri waktu sms mu masuk. “gak tau mulai dari mana ceritanya, itu dikenalin mama. dari kemaren-kemaren pengen cerita tapi bingung gimana caranya cerita. dan akhirnya kau jadi tau sendiri” “gak ada yang perlu diceritain, udah bisa liat sendiri. aku baik-baik aja aku cuma kaget seperti biasa.” “eh yang ini lebih baik loh dari 2 sebelumnya. sama kan? gak ada yang beda lagi?” mata kabur keypad hp pun gak kelihatan lagi. tapi masi maksa kirim icon smile. “iya sih dia ini perempuan baik-baik. Tapi ntah kenapa gak ada perasaanku ke dia” “isss..mana boleh gitu” “gitu gimana?” “udah ngrasa dicuri pun hatinya” “ya gak ngerti, gak ngrasain apa-apa soalnya. kayaknya aku ini udah gak bisa ngrasain cinta” “lagian juga jarang koq ketemu dia. tapi dia setia kali itu nunggu di datengin” “baguslah, berarti dia sayang ke kau. dari pada ga?...