September Yang Tak Ceria
Hampir setahun aku meninggalkanmu di sana. Dengan harapan bahwa kamu akan jauh lebih matang. Juga lebih cepat menyelesaikan studimu. Tapi yang kulihat tak ada perubahan signifikan setelah aku pergi dan memantaumu dari kejauhan. Dan hari ini aku putuskan untuk bertanya hal yang lebih serius. Aku tak perduli jarak walau aku tahu kamu tidak suka membicarakan hal serius hanya melalui sambungan telepon. "Apa rencanamu untuk masa depan kita?" akhirnya pertanyaan ini kulontarkan setelah berbasa-basi panjang. Aku yang bertanya tetapi aku juga yang bolak balik menghela nafas. "Kita udah sepakat hanya akan menjalaninya aja seperti biasa" jawabmu di seberang sana. "Hanya seperti itu? Kamu nggak ingat umur kita udah berapa?" desakku Kamu menghela nafas panjang "Udah ya Ai, nggak usah dibahas. Kamu tahu sendiri kalau hal kayak gini kita bahas nggak ada habisnya?" Aku berpikir keras bagaimana caranya agar semua pe...