Pertama kali menginjakkan kaki di sini, aku bukan siapa-siapa bukan apa-apa. Hanya kertas kosong yang menunggu dibubuhkan tinta agar berisi dan berwarna. 6 bulan di awal masih merangkak ke sana kemari mencoba mengenal dan belajar tentang dunia yang sedang digeluti. Cukup sulit, karena 6 bulan pertama saja entah sudah berapa kali berganti personil. Pergantian itu jelas saja tak mudah. Kami yang sudah mulai terbiasa dengan beberapa figure tiba-tiba ada figure baru, harus usaha extra lagi untuk adaptasi. Terlalu panjang perjalanan kita 3 tahun belakangan ini untuk dijabarkan. Entah harus memulainya dari mana dan menutupnya seperti apa.. Kita adalah team hebat. Yang dari ber 12 kalo tidak salah, berada dalam 1 ruangan yang sempitnya minta ampun . Harus antri kalau mau keluar masuk ruangan kita. Tapi aku justru rindu kita berada di ruangan itu. Rindu riuhnya. Rindu sapaan “Selamat Pagi” nya pak Marten Rindu tawa khasnya almarhum, yang beraroma kopi dan rokok. At...
aku mulai melupakanmu, tidak mengingatmu entah sudah berlangsung berapa lama. tiba-tiba tersadar dan menoleh ke belakang mendapati tidak ada apa-apa di sana kecuali kotak masa lalu. hanya masa lalu bukan dirimu. sekarang aku sedang tidak mengenangmu, karena tiba-tiba saja kenangan itu menguap bersama angin senja lalu tenggelam ditelan gelap. jangan salahkan aku untuk ini. salahkan keadaan yang berubah begitu cepat. salahkan juga dirimu yang sudah terlalu jauh membentang jarak di antara kita. dan seperti inilah aku sekarang, sibuk dengan duniaku sendiri. sibuk mencoba untuk menulis dan berimajinasi kembali. lalu aku mulai kehilangan barisan huruf yang ingin ku ciptakan. imajinasi liarku tentangmu terhenti di tengah jalan. seperti bingung mencari arah. dan pada akhirnya hanya halaman kosong yang ku temukan setelah berjam-jam duduk di depan komputer. aku kehilangan kenangan tentangmu, semuanya. hingga tak tersisa untuk ku tulis...
hanya tinggal menghitung hari untuk anniversary kita. yaa usia pernikahan kita sudah bertambah lagi. aku tak pernah berharap ada kado darimu. aku hanya ingin bahagia bersamamu. itu saja. tapi apa yang kudapat? sebuah kotak kecil yang selalu jadi biang masalah di antara kita. inikah kado yang kau persembahkan untukku lagi? kali ini aku lagi yang mengalah aku lagi yang berjuang aku lagi yang harus membunuh ego untukmu, untuk kita selalu aku dan seterusnya aku tak apa. berdoalah, agar aku tak pernah kehilangan cinta untukmu.
Komentar
Posting Komentar